Sabtu, 21 November 2009

Awas di intenet banyak HOAX

Teknologi interniet mempermudah kita untuk memperoleh informasi, Tak hanya informasi yang swdang hangat, bahkan arsip yang sudah bertahun-tahun pun dapat kita temukan. Malah tak jarang informasi tesebut dating dengan sendirinya ke email kita. Apalagi jika kita tergabung dalam milis, situs jejaring social (semacam friendster, facebook, dan sejenisnya), atau forum-forum diskusi yang banyak bertebaran.
Namun tidak semua informasi yang kita dapat itu dapat selalu benar. Karena internet adala wilayah bebas, semua orang bisa berselancar, mengirim email, membuat situs, dan mempostin iklan atau informasi sesuatu, baik benar atau tidak. Sehingga muncul istilah “hoax” yaitu sebuah informasi bohong yang mengharuskan si penerima informasi tersebut mempercayai isi dari informasi bihing tersebut. Hoax biasanya beredar dari mailing list (milis) atau program messenger. Bahkan hoax juga bisa ditemukan di situs-situs atau blog. Dan karena saking-saking banyaknya, terlihat seperti fakta.
Beberapa contoh hoax yang melegenda adalah anjuran untuk tidak minum vitamin C setelah makan udang karena bisa keracunan. Kandungan lilin pada mie instan, kode E pada makanan yang berasal dari babim optic mouse yang menyebabkan kanker, dan banyak lagi yang lainnya.
Sebenarnya ada cara untuk mengenali apakah informasi yang kita terima termasuk hoax atau bukan, terutama untuk email. Salah satunya adalah anjuran untuk mem-forward-kan email tersebut ke orang lain. Seperti, “sebarkan email ini ke orang-orang yang anda sayangi”;”demi keselamatan kita semua, sebarkan pesan ini ke seluruh teman anda”;”sebarkan ke dsebelas orang orang dan anda akan mendapat keberuntungan yang tidak terduga”. Jika anda menerima email yang mengandung kata-kata seperti itu atau semacamnya, anda patut waspada ahwa informasi yang anda terima tersebut adalah hoax.
Ciri lain adalah hoax tidak mencantumkan sumber yang pasti dan tidak dilengkapi dengan detail pelaku, tempat, dan waktu. Yang ada justru hanya fakta yang aneh, bombastis, dilengkapi dalil ilmiah yang ngawur tidak jelas kebenarannya, atau informasi yang menakutkan dan memunculkan kekhawatiran, sehingga pembaca lebih mudah percaya dan timbul rasa khawatir.
Selain mencermati ciri-ciri tersebut,ada baiknya sebelum mengutip atau memforward email yang kita terima kepada orang lain, kita cek dulu kebenarannya. Misalnya dengan mesin pencari Google dengan kata kunci hoax. Contoh jika kita ingin tahu apakah berita mie instan yang mengandung lilin adalah benar, ketik saja “hoax mie instan mengandung lilin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar